Selasa, 08 Mei 2012

UJIAN NASIONAL HANTU YANG MENAKUTKAN

Sebelum ujian Nasional dihelat,kecemasan menghantui seluruh aktifitas akademika,mulai guru,kepala sekolah,orang tua murid,apalagi sang murid.  kecemasan itu dapat diamati mulai ributnya pihak sekolah menyambut unas,baik dari sisi rasionalitas seperti terus mengadakan tryout maupun pengayaan,sampai ke tindakan "spriritual"seperti ada doa bersama,istighosah,ESQ,dan seterusnya.sebuah dramatisasi yang berlebihan.banyak siswa yang stress,orang tua panik,serta guru dan kepala Sekolah tertekan yang ujungnya melahirkan kejadian-kejadian yang lucu sekaligus memprehatinkan. Ada sekelompok anak sekolah beramai-ramai meminta doa restu kepada,sopir angkot,mantan guru,kakek-neneknya,sahabatnya,pacarnya,ziarah ziarah kemakam,bahkan ada yang menjalankan puasa ngebleng ,dan lain-lain.
Sketsa singkat tersebut cukup menggambarkan bahwa teror ujian nasioanal benar-benar mencekam,ditambah berita yang tidak sedap dari media massa tentang siswa yang depresi,bunuh diri,kebocoran soal,beredarnya kunci jawaban, lebih-lebih jawaban palsu. Gambaran itu menunjukkan bahwa unas menjadi HANTU yang menakutkan dan itu berlawanan dengan tujuan pendidikan,yakni untuk memanusiakan manusia.Pendidikan pada dasarnya adalah upaya penanaman sikap hidup,pandangan hidup, nilai-nilai tentang kehidupan dan ketrampilan hidup.pengembangan dunia pendidikan didahului acuan filosofi dan idiologis.
Acuan idilogis pendidikan menyangkut empat hal. yakni : (1) mengembangkan kreatifitas,kebudayaan dan peradaban,(2) mendukung desiminasi nilai keunggulan,(3) mengembangkan nilai-nilai demokrtis,kemanusiaan,keadilan,dan keagamaan,(4) menumbuhkembangkan secara berkelanjutan kinerja kreatif dan konduktif yang koheren dengan nilai-nilai moral.
Harus diakui terlepas dari maksud Baik,pelaksanaan ujian nasioanal telah meneror anak didik,terutama bagi mereka yang kurang cerdas dan berasal dari sekolah yang tidak standar.orang juga paham bahwa kondisi dan situasi serta mutu sekolah di negeri yang disekat geografis dan adat istiadat ini tidak sama,sialnya pada sisi lain,mereka harus menghadapi soal yang sama.Sekolah yang berada di pelosok-pelosok pedalaman harus berdiri dengan kepala tegak mampu bersaing serta berani menghadapi soal ujian yang sama dengan sekolah favorit,sekolah berstandar RSBI,SSN, ditengan kota-kota besar yang berlimpah sarana prasarana.
Harus diakui pula,sistem ujian nasional tidak lahir dari kebudayaan dan filosofi pendidikan yang hakiki.Ujian nasional sadar atau tidak sadar ,seakan dimaksudkan untuk menjaring sumber daya manusia yang lahir dari dunia industri.Karena itu soal yang diujikan juga hanya terbatas pada mata pelajaran penting yang dibutuhkan dunia industri seperti matematika,ipa,bahasa Inggris,bahasa Indonesia, sehingga (seakan) mata pelajaran lain agama,PPKn,kesenian,penjaskes,TIK  tidak dibutuhkan di dunia industri.Karena itu nilai-nilai karakter seni,kejujuran, kesalehan,aklak,empati,simpati,moral, serta etika seakan diperbolehkan absen. guru guru mata pelajaran yang di unaskan mengalami tekanan berat harus mengejar target.sebaliknya guru-guru mata pelajaran agama,kesenian,penjaskes,seni budaya,dan sebagainya boleh santai...santai saja.
( sunber : Saratri Wilonoyudo.)


1 komentar: